Laporan Pengabdian Masyarakat Sosialisasi Desain Bambu Plester kepada Warga Dusun Jatiwekas, Desa Kedawung, Kabupaten Kediri
Dusun Jatiwekas, Desa Kedawung, Kabupaten Kediri merupakan Desa yang cukup berkembang. Tetapi perkembangan Desa ini terhambat karena berbagai hal di antaranya ialah karena perekonomian desa ini bertumpu 100% pada pertanian tadah hujan, perkebunan yang subsisten dan memiliki taraf pendidikan yang kurang baik.
Tetapi di sisi lain potensi Desa ini di bidang perkebunan terutama bambu tidak terolah dengan maksimal. Dengan memperkenalkan desain bambu plester diharapkan agar masyarakat Desa ini bisa meningkatkan kemampuan teknis sekaligus keindahan desain bangunan. Karena itu sosialisasi Desain Bambu Plester ini diharapkan akan mengubah persepsi Masyarakat lokal tentang desain bambu yang dikenal sebagai bangunan yang tidak menarik. Karena itu Sosialisasi ini menjadi sangat penting.
Pertama – tama untuk melancarkan Sosialisasi ini maka diperlukan langkah – langkah sebagai berikut: Studi Literatur Bambu Plester dan Pengawetan Bambu; Pembuatan Mock-up Bambu Plester; Transportasi Mock-up Bambu Plester ke Dusun Jatiwekas, Kab Kediri; Sosialisasi dan Pelatihan Desain Bambu Plester; Pembelian Bahan – Bahan di Kediri; Dokumentasi Implementasi Desain Bambu Plester.
Dan akhirnya, melalui program ini diharapkan agar Masyarakat pada umumnya dan Masyarakat Dusun Jatiwekas khususnya dapat menerima Desain Bangunan Bambu Plester yang lebih berkelanjutan daripada bangunan pada umumnya karena ketersediaan bahan baku di lokasi, keterlibatan tenaga lokal dan menekan biaya pembangunan.
Kata Kunci:
Arsitektur Berkelanjutan; Desain bambu plester; Persepsi Masyarakat lokal
Link SCRIBD:
http://www.scribd.com/doc/99978445/SS-20110913-Laporan-Abdimas-COP-Gunawan-T-1-Laporan-Utama
Sesungguhnya kami tertarik dari informasi mengenai Desain Bambu Plester namun belum melihat bentuk dan motifnya untuk dikembangkan sebagai bahan bangunan alternatif yang kompettif atau hanya terbatas pada potensi lokal sehinga terasa nilai ekonomisnya, atau hanya proses kreatif para designer/ arsitek melihat potensi bambu sebagai bahan lokal yang sudah ada agar termanfaatkan saja.
Terimakasih Pak Siswanto
Pak Dr Andry sudah banyak menerapkan hal ini. Kami juga masih belajar menerapkan kembali. usaha kecil sangat memungkinkan hanya perlu modal yanc cukup besar dan tanah untuk workshop. Saat ini mungkin sulitnya seperti itu. Kami tertarik untuk memberikan konsultasi usaha tersebut. Salam Sejahtera
Gunawan Tanuwidjaja ST. MSc.
+62 812 212 208 42
gunteitb@yahoo.com,gunte@peter.petra.ac.id,
https://greenimpactindo.wordpress.com/
http://www.scribd.com/gunteitb